Beberapa
perusahaan mensyaratkan surat lamaran dikirim lewat email. Mengirimsurat lamaran kerja
lewat email adalah suatu yang sangat bermanfaat bagi banyak pihak :
-Bagi
perusahaan lebih mudah dan praktis dalam melakukan seleksi dan penyimpanan
surat masuk (pengarsipan). -Bagi
pelamar lebih praktis, hemat dan mudah juga untuk pengarsipan. -Bagi
alam lebih ramah karena tidak menggunakan kertas yang menggunakan bahan pohon
yang ditebang.
Namun ada
beberapa pencari kerja masih belum terbiasa menggunakan email untuk mengirim
lamaran.
1.Gunakan akun email yang menggunakan
nama Anda sebagai alamat email. Bila hanya memiliki akun email yang dibikin saat masih SMP dulu biasanya
alamat email Anda bernuansa alay. Sebaiknya Anda membuat email baru yang
mengesankan profesinalitas. Gunakan nama lengkap Anda sebagai alamat email.
Bila nama Anda terlalu panjang, gunakan nama awal dan akhir saja. Contoh : sekarkusuma@gmail.com (nama lengkap : Sekar Puspa Flower
Kusuma), atau sekar.kusuma@gmail.com
3.Tuliskan subjek email. Subjek email harus Anda tuliskan, karena tanpa subjek email Anda akan
dianggap email sampah (junk mail). Biasanya pada informasi lowongan kerja Anda
diminta menuliskan kode tertentu dan nama Anda di subjek email sesuai posisi
lowongan kerja yang Anda minati. Bila tidak ada perintah dari informasi
lowongan kerja, tuliskan saja posisi yang Anda minati dan nama Anda. Pastikan subjek email Anda isi sebelum menulis di badan email agar tidak
terlupa.
4.Tuliskan surat pengantar (cover
letter) atau surat lamaran Anda. Tuliskan surat lamaran Anda di badan email. Bagaimana cara menulisnya
bisa Anda baca di sini. Kadang Anda juga diminta melampirkan surat lamaran dalam bentuk dokumen.
5.Tambahkan tanda tangan. Tanda tangan dalam email atau email signature bukanlah tanda tangan
coretan tangan Anda, tapi cukup nama lengkap, alamat email, dan nomor telepon
yang Anda tulis di paling bawah badan email.
6.Lampirkan file dokumen-dokumen Anda. Lampirkan file dokumen resume atau CV Anda, dan surat lamaran yang sudah
Anda siapkan. Klik tombol ‘sisipkan file’ atau ‘attach file’ kemudian pilih file-file
dokumen yang sudah Anda simpan di hard disk computer.
Curriculum vitae adalah
media bagi pencari kerja untuk menawarkan dirinya kepada perusahaan. Yang
ditawarkan kepada perusahaan adalah skill. Sejatinya semua perusahaan hanya
mencari skill dalam curriculum vitae calon karyawan yang melamar kerja.
Ada dua jenis skill,
yaitu soft skill dan hard skill.
Manakah yang lebih
dibutuhkan perusahaan dari karyawannya, soft skills atau hard skills?
Tentu saja dua-duanya
dibutuhkan, tapi mana yang lebih penting?
Agar bisa menjawab
pertanyaan itu kita harus memahami dulu apa itu soft skill dan hard skill, yang
ternyata tidak mudah. Sampai sekarang, saya masih menemukan banyak orang yang
tidak bisa membedakan antara soft skill dengan hard skill. Hal tersebut saya
temukan dalam status di sosmed, dan dari curriculum vitae mereka.
Definisi
(catatan : meskipun terjemahan skill dalam bahasa
Indonesia adalah keterampilan, dalam artikel ini saya tidak menerjemahkan
semuanya agar lebih mudah dicerna dan nyaman dibaca)
Soft Skill
Soft skill adalah kompetensi yang dimiliki
karyawan terkait dengan aktivitas seperti penanganan pelanggan, komunikasi,
pemecahan masalah, dan kerja tim. Definisi soft skill terkadang mencakup
loyalitas, antusiasme, ketepatan waktu, dan etos kerja yang kuat.
(Terjemahan Oxford Dictionary)
Soft skill adalah kombinasi dari interpersonal
skill, social skill, communication skill, sifat karakter, sikap, atribut karir,
dan kecerdasan emosional (EQ).
(Terjemahan En Wikipedia)
Soft skill adalah kemampuan orang untuk
berkomunikasi satu sama lain dan bekerja sama dengan baik
(Terjemahan Cambridge Dictionary)
Hard Skill
Hard skills adalah kompetensi yang dimiliki
karyawan seperti berhitung, literasi, kefasihan dalam bahasa asing, dan
kemampuan teknis terkait pekerjaan tertentu (mengoperasikan mesin, membuat tabel,
mengetik, mengemudi, membalut luka, dan sebagainya).
(Terjemahan Oxford Dictionary)
Hard skill juga disebut technical skill, adalah
segala skill yang berhubungan dengan tugas atau situasi tertentu
(Terjemahan En Wikipedia)
Dari beberapa sumber
tersebut, bila dirangkum jadi kalimat baru menjadi:
Soft skill adalah skill seseorang dalam berhubungan dengan orang
lain untuk bekerja sama dengan baik, yang
juga kombinasi dari sifat karakter, sikap, atribut karir, dan kecerdasan
emosional (EQ).
Hard skill adalah skill teknis yang berhubungan dengan pekerjaan
tertentu atau tugas tertentu atau situasi tertentu.
Dari definisi di atas,
apakah Anda sudah bisa menjawab pertanyaan?
Perbedaan – Perbandingan
Agar lebih paham dan
mantab dalam menjawab pertanyaan mari kita bandingkan keduanya, mengetahui ciri
masing-masing dan perbedaannya.
Soft skill dibutuhkan
untuk semua jenis pekerjaan. Contoh: ketekunan (Perseverance). Semua jenis pekerjaan membutuhkan ketekunan, ya
khan.
Hard skill tertentu
dibutuhkan untuk jenis pekerjaan tertentu. Contoh : menggambar. Banyak jenis
pekerjaan yang tidak membutuhkan skill menggambar.
Soft skill sulit diukur.
Bagaimana mengukur ketekunan seseorang dengan cepat?
Hard skill mudah diukur.
Sangat mudah menilai kemampuan menggambar seseorang. Bisa dilakukan dengan
cepat.
Karena sulit diukur, ada
yang bilang bahwa soft skill itu lebih abstrak dibanding hard skill.
Soft skill lebih sulit
dilatihkan dibanding hard skill. Sebagian besar porsi materi pendidikan di
negara kita adalah tentang hard skill. Sulit bukan berarti tidak bisa, hanya
butuh waktu lebih lama dan upaya lebih keras untuk melatih soft skill.
Soft skill tidak bisa
kadaluarsa, selamanya akan digunakan di dunia kerja, selalu bermanfaat. Sampai
kapanpun dibutuhkan ketekunan untuk mengerjakan sesuatu.
Hard skill bisa
kadaluarsa, yaitu yang berhubungan dengan teknologi yang terus berkembang. Hard
skill seseorang tentang teknologi yang sudah ketinggalan zaman tidak lagi
dibutuhkan. Skill seseorang
Karena tidak bisa
kadaluarsa, jenis-jenis soft tidak bertambah secara signifikan. Hanya sedikit
penambahannya. Mungkin hanya menjadi lebih spesifik, terpecah dari satu jenis
soft skill jadi beberapa jenis.
Sedangkan hard skill
terus bertambah dengan cepat, sebanding dengan banyaknya hard skill yang sudah
tidak dibutuhkan lagi.
Bila hard skill membuat
seseorang mampu mengerjakan sesuatu, maka soft skill memengaruhi kualitas hasil
dari pekerjaannya. Namun ironisnya, masih banyak orang yang menganggap hasil
pekerjaan yang baik adalah karena kualitas hard skill saja, kurang melibatkan
soft skill. Padahal sudah berkali-kali terjadi, terbukti, bahwa dua orang yang
hard skillnya identik, kualitas hasil kerjanya tidak sama. Itulah bukti nyata
pengaruh soft skill pada kualitas hasil kerja.
Beberapa soft skill,
seperti keinginan untuk belajar (desire
to learn), berpikir cepat (quick-witted),
atau kesediaan untuk belajar (willingness to learn) sangat dibutuhkan
dan bermanfaat untuk mempelajari hard skill. Orang-orang yang memiliki soft
skill-soft skill tersebut akan mudah memelajari dan menguasai hard skill baru.
Beberapa soft skill,
seperti kemampuan menerima umpan balik (accepting
feedback), ketekunan (perseverance),
dan kegigihan (persistence) yang
dimiliki seseorang akan membuatnya mampu meningkatkan kualitas hard skill yang
sudah dimilikinya.
Kebutuhan di Dunia Kerja
Dahulu,
perusahaan-perusahaan hanya sibuk meningkatkan kualitas hard skill para
karyawannya. Namun, akhir-akhir ini sudah banyak perusahaan yang mulai
memerhatikan soft skill para karyawannya.
Perusahaan-perusahaan itu
mulai sadar bahwa ternyata karyawan yang memiliki soft skill lebih mudah
ditingkatkan hard skillnya. Terutama dalam menghadapi perubahan dan
perkembangan teknologi yang semakin ke sini semakin cepat.
Hard skill memang harus
dimiliki oleh karyawan, wajib, syarat mutlak agar mereka mempunyai kemampuan
dalam bekerja, seperti kemampuan mengoperasikan komputer. Dengan berkembangnya
teknologi, kemampuan mengoperasikan
komputer sudah menjadi syarat mutlak untuk para karyawan. Hampir tidak ada
perusahaan yang mau menerima calon karyawan yang tidak mampu mengoperasikan
komputer. Bahkan, tidak cukup sekadar mampu mengoperasikan komputer, harus
lebih spesifik sesuai bidangnya masing-masing, seperti kemampuan mengoperasikan
aplikasi akuntansi dan kemampuan mengoperasikan software pengendali mesin.
Seorang karyawan tidak boleh
mudah puas dengan hard skill yang dimiliki, karena teknologi terus berkembang,
perubahaan semakin cepat. Keterampilan teknis yang dulu jadi primadona, saat
ini bisa tidak dibutuhkan lagi. Seorang karyawan harus sadar akan perubahan,
dan mampu mengikutinya. Sadar terhadap perubahan teknologi adalah salah satu
jenis soft skill (Technology trend
awareness), begitu juga dengan kemampuan mengikuti perubahan (Adaptability, Flexibility, Tolerance of
change and uncertainty).
Selanjutnya, mari kita
membahas jawaban pertanyaan di awal tadi :
“Manakah yang lebih dibutuhkan perusahaan dari karyawannya, soft skills
atau hard skills? Manakah yang lebih
penting?”
Mari kita jawab dengan
menggunakan contoh.
Contoh kasus pertama
tentang Budi dan Bagas (hanya contoh, pemilihan nama tidak berhubungan dengan
pembahasan kasus maupun kejadian nyata).
Budi dan Bagas mempunyai
keterampilan teknis yang sama, tingkat penguasaannya juga sama, yaitu
mengoperasikan mesin produksi.Selain mengoperasikan mesin sesuai SOP Budi rajin
mencatat setiap masalah yang terjadi pada mesin tersebut, berusaha
menganalisanya, dan berusaha mencari solusi untuk mengantisipasi agar masalah
tidak berulang. Sementara Bagas selalu berusaha menjalankan dan mengoperasikan
mesin itu sesuai SOP. Bila ada masalah Bagas akan berusaha mengatasinya sesuai
SOP. Bila tidak bisa, dia akan melaporkan kepada atasannya.
Bila Anda jadi atasan
mereka, dan harus memilih salah satu, siapakah yang Anda pilih?
Contoh kasus kedua lebih
ekstrim. Tentang Angga dan Anton.
Angga adalah sarjana
teknik IT, sedangkan Anton adalah sarjana teknik elektro.
Sebagai sarjana IT Angga
sudah memiliki banyak pemahaman dan ilmu komputer baik perangkat keras maupun
perangkat lunak. Angga merasa cukup puas dengan ilmu yang sudah dikuasainya
sejak kuliah, IPK-nya sangat tinggi, hampir cum
laude. Angga jarang meluangkan waktu untuk belajar hal-hal baru. Waktu
luangnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan pribadi bersama keluarga.
Anton memiliki semangat
belajar yang tinggi, apalagi tentang teknologi-teknologi digital yang berhubungan
dengan bidang pekerjaannya. Dia sering menghabiskan waktu luangnya untuk
menambah ilmu dan berlatih, mengikuti pelatihan-pelatihan secara tatap muka
langsung maupun online. Dia bersedia menggunakan uang pribadinya untuk itu.
Sama seperti kasus
pertama, bila Anda jadi atasan mereka dan harus memilih, Anda memilih siapa?
Pada contoh pertama, Budi
dan Bagas memilik hard skill yanga sama. Namun Budi memiliki soft skill yang
tidak dimiliki Bagas.
Sedangkan pada contoh
kedua, Angga memiliki tingkat hard skill lebih tinggi dibanding Anton, tapi
Anton mempunyai soft skill yang tidak dimiliki Angga.
Sudah terjawab
pertanyaannya?
Skill yang Dibutuhkan di
Masa Depan
Meskipun kita sudah
mendapatkan jawaban tentang mana yang lebih penting antara soft skill dengan
hard skill, yang mungkin ada perbedaan jawaban di antara kita, kedua-keduanya
sangat dibutuhkan di dunia kerja. Kita tidak bisa hanya mengembangkan salah
satu saja, dan mengabaikan yang lainnya.
Anda harus mengenali dan
memahami soft skill yang sudah Anda miliki, untuk Anda latih terus sehingga
meningkat kualitasnya.
Karena tidak banyak
bertambah seiring waktu, kita bisa membuat daftar soft skill. Silakan download tabel
yang berisi 136 soft skill di sini (passwordnya disampaikan pada video di atas)
Di masa-masa yang akan
datang, soft skill yang dibutuhkan perusahaan dari para karyawannya adalah yang berhubungan dengan
perubahan, karena kondisi dunia sekarang sedang mengalami perubahan yang besar
dan cepat.
Jenis-jenis soft skill
seperti itu di antaranya :
oKreativitas -
Creativity
oAdaptasi - Adaptability
oInovasi - Innovation
oBerpikir
cepat - Quick-witted
oPenelitian - Research
oCerdas
teknologi - Technology savvy
oKesadaran
tren teknologi - Technology trend
awareness
oToleransi
pada perubahan dan ketidakpastian - Tolerance
of change and uncertainty
oKeinginan
untuk belajar - Desire to learn
Selain soft skill-soft
skill itu, soft skill dasar juga akan tetap sangat dibutuhkan, seperti Ketegasan
– Assertiveness, Kolaborasi – Collaboration, Kerja sama – Cooperation, Dedikasi – Dedication, Kepemimpinan – Leadership, Mendengarkan – Listening,Pemikiran logis - Logical thinking, dan lain-lain (lihat
tabel soft skill).
Bila soft skill bisa
dibuat tabel, tidak demikian dengan hard skill. Sangat sulit membuat tabel hard
skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja, karena setiap saat akan muncul hard
skill baru mengiringi perkembangan teknologi.
Perkembangan industri
saat ini, dan sampai beberapa dekade ke depan, trennya berhubungan dengan
teknologi berbasis online, digital, dan remote
work. Maka apapun bidang Anda sebaiknya segera kuasai hard skill yang
berhubungan dengan tiga kata kunci tersebut.
·Sarjana
ekonomi kuasai soft ware aplikasi keuangan
·Sarjana hukum
kuasai dan pelajari aturan-aturan dan kebijakan publik yang berhubungan dengan
teknologi digital atau online.
·Apalagi
sarjana teknik, meskipun bukan sarjana IT, harus menguasai teknologi digital.
Persaingan di bursa
tenaga kerja semakin ketat. Kondisi ekonomi makro yang memengaruhi ekonomi
mikro perusahaan semakin memperparah ketatnya persaingan mendapatkan pekerjaan.
Krisis ekonomi global, perkembangan politik, bencana alam, dan wabah penyakit
sangat besar dampaknya terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Jangankan yang masih
belum pernah bekerja, yang sudah bekerja bertahun-tahun pun harus masuk ke
ajang perebutan pekerjaan karena perusahaan tempat bekerja melakukan
perampingan atau tutup.
Bagaimana peluang pencari
kerja fresh graduate...?
Para fresh graduater sebaiknya membaca artikel ini sampai selesai agar
mendapatkan manfaat yang maksimal.
Kegalauan Fresh Graduate
Mayoritas mahasiswa
memiliki rencana bekerja sebagai karyawan setelah lulus kuliah. Meskipun di era
milenial ini perkembangan kewirausahaan tumbuh pesat, semakin banyak anak-anak
Gen Z yang bercita-cita menjadi wirausahawan, prosentase yang ingin menjadi
karyawan masih jauh lebih tinggi. Bahkan yang bercita-cita jadi wirausahawan
pun sebagian masih ingin menjadi karyawan dulu sebelum mendirikan perusahaan
sendiri.
Seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk khususnya usia produktif, persaingan mendapatkan
pekerjaan menjadi semakin ketat. Setiap tahun, bahkan setiap bulan bertambah
sarjana-sarjana baru yang mau tidak mau harus bersaing mendapatkan pekerjaan
dengan para seniornya yang lulus lebih dulu dan belum mendapatkan pekerjaan.
Di sisi lain persaingan
di dunia industri juga semakin ketat. Untuk memenangkan persaingan mereka
membutuhkan karyawan yang berkualitas, yang terbaik di bidangnya. Karena itu seakan-akan (saya menggunakan kata
seakan-akan untuk menggambarkan kondisi yang belum final) perusahaan-perusahaan
hanya mau menerima karyawan yang sudah memiliki pengalaman kerja. Maka seakan-akan (lagi) semakin kecil pula peluang
fresh graduate mendapatkan pekerjaan. Benarkah seperti itu kondisinya?
Tergantung...
Perusahaan (Masih) Membutuhkan Karyawan
Karyawan adalah aset
penting perusahaan, modal utama untuk menghasilkan produk-produk yang
berkualitas baik berupa barang maupun jasa. Sebagus apa pun bahan dasar suatu
produk bila diolah tidak secara maksimal hasilnya tidak akan bagus. Tidak bisa
bersaing di pasar. Secanggih apa pun mesin yang digunakan bila tidak
dioperasikan dengan baik hasilnya pasti akan mengecewakan.
Sampai saat ini, dengan
berkembang pesatnya teknologi, sentuhan tangan manusia masih sangat dibutuhkan.
Mungkin jumlahnya sudah tidak sebanyak sebelumnya, tapi masih sangat
dibutuhkan. Semua perusahaan masih membutuhkan manusia sebagai karyawannya.
Meskipun ada beberapa proses yang digantikan oleh mesin-mesin canggih, masih
banyak bagian-bagian yang tak tergantikan mesin. Bagian pemasaran dan penjualan
masih sangat membutuhkan sentuhan tangan manusia, pendekatan emosi dan perasaan
kepada pelanggan. Pada level masalah tertentu bagian pelayanan juga tidak bisa
tergantikan automatisasi.
Karyawan Seperti Apa yang Dibutuhkan
Karyawan seperti apakah
yang dibutuhkan oleh perusahaan di era digital?
Yang dibutuhkan
perusahaan saat ini adalah karyawan yang selalu siap berubah sesuai perkembangan zaman.
Sekarang perkembangan
teknologi sangat cepat. Semua perusahaan harus mengikuti perkembangan itu atau
kalah dan hancur tergilas roda perubahan.
Bila di era-era
sebelumnya inovasi hanya pada tataran fungsi dan fitur produk, maka di era
digital sekarang perubahan sudah pada tataran jenis produk yang melibatkan positioning, segment dan ceruk pasar,
bahkan perubahan sudah memengaruhi jenis industri yang dijalankan.
Banyak
perusahaan-perusahaan besar yang mampu bertahan dan berkembang karena mau
berubah, bermetamorfosis, seperti Samsung dan Sonny.
Banyak juga
perusahaan-perusahaan yang tumbang karena enggan berubah dan tidak segera
mencari peluang baru di pasar. Perusahaan operator telekomunikasi selular
pernah berjaya di zamannya. Sekarang perusahaan-perusahaan operator
telekomunikasi seluler yang tersisa harus berpikir keras agar bisa bertahan
menghadapi gempuran perusahaan operator WIFI, yang bisa menyediakan sarana
komunikasi jauh lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.
Perusahaan-perusahaan
itu, yang sadar dan siap berubah mengikuti perkembangan zaman, membutuhkan
karyawan-karyawan yang juga mampu mengimbangi perkembangan dan perubahan
perusahaannya. Suatu keniscayaan bila keterampilan yang dulu sangat dibutuhkan
sekarang tidak lagi digunakan. Karyawan
yang sudah bekerja puluhan tahun mungkin tidak lagi dibutuhkan karena tidak
memiliki keterampilan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Karyawan yang
sudah bertahun-tahun jadi andalan bisa tersisihkan karena enggan move on, terlalu bangga pada keunggulan
yang sudah kadaluarsa.
Pengalaman kerja tidak
lagi bisa jadi jaminan mudah mendapatkan pekerjaan.
Keterampilan mutakhir
yang kini harus dimiliki oleh pencari kerja untuk memenangkan persaingan.
Soft
Skill
Apakah semua karyawan
lama harus diganti karena perubahan teknologi? Khan lebih murah menggaji
karyawan baru fresh graduate yang
dibekali aneka pelatihan teknologi baru? Tidak sesederhana itu, dan tak perlu
sedramatis begitu.
Keterampilan-keterampilan
yang sesuai teknologi itu adalah hard
skill. Hard skills ‘mudah’
dipelajari dan diukur. Hard skills
hanya berhubungan dengan kemampuan mengerjakan sesuatu, tapi belum menjamin
kualitas hasilnya. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dibutuhkan soft skills, seperti logical thinking (pemikiran logis), perseverance (ketekunan), persistence (kegigihan), creativity (kreativitas), critical observation (pengamatan yang
kritis), dan critical thinking (berpikir
kritis).
Soft skills tidak bisa dipelajari secara instan. Pelatihan seminggu tidak bisa membuat
seseorang menguasai sebuah soft skill.
Soft skill harus dilatih dan
dipraktikkan secara terus menerus. Itulah keunggulan yang dimiliki oleh
karyawan yang berpengalaman kerja : soft
skill. Bila hard skills bisa
kadaluarsa, ketinggalan zaman, tidak begitu dengan soft skill. Soft skill
tidak bisa ketinggalan zaman, hanya perlu disesuaikan dengan hard skill terbaru. Bahkan, soft skill-lah yang dibutuhkan seseorang
agar bisa selalu mengikuti perkembangan teknologi, seperti adaptability (adaptasi), business
trend awareness (kepedulian terhadap tren bisnis) ,desire to learn (keinginan untuk belajar), flexibility (fleksibilitas), technology
trend awareness (kepedulian terhadap tren teknologi), trainable (mudah dilatih), willingness
to learn (kemauan belajar).
Seseorang yang memiliki
pengalaman kerja panjang akan memiliki soft
skills, karena saat menjalankan pekerjaan dia pasti selalu menggunakannya.
Semakin lama soft skill-nya akan
semakin terasah. Tentu saja setiap orang memiliki tingkat soft skill yang berbeda, sesuai kemauannya meningkatkan kualitas
diri, yang untuk itu juga membutuhkan soft
skill : accepting feedback atau willing to accept feedback (kemauan
menerima umpan balik), yang ternyata tidak dimiliki oleh semua karyawan
berpengalaman kerja.
Jadi, bila perusahaan
mempertahankan karyawannya yang sudah lama bekerja, bukan karena hard skill yang mereka kuasai, karena
itu bisa kadaluarsa. Namun karena soft
skill yang mereka miliki. Soft skill
yang bisa membuat mereka tetap produktif meskipun teknologi berkembang dan
kondisi berubah.
Peluang Fresh Graduate
Bagaimana dengan para
pencari kerja yang belum berpengalaman kerja, fresh graduater?
Kabar baiknya adalah :
mendapatkan soft skill tidak harus melalui pengalaman kerja resmi di sebuah
perusahaan. Soft skill bisa didapatkan dengan banyak cara. Segala kegiatan bisa
jadi media untuk mengasah dan meningkatkan soft skill, apapun itu.
Life skill, kemampuan untuk bertahan hidup adalah terdiri dari hard skill dan soft skill.
Agar sukses dalam pendidikan seorang pelajar atau mahasiswa membutuhkan soft
skills, yang sudah saya sebutkan tadi, seperti ketekunan, kegigihan, dan
berpikir logis.
Kegiatan-kegiatan
organisasi, bila dijalankan dengan serius dan bersungguh-sungguh, akan
meningkatkan banyak soft skill yang sangat dibutuhkan perusahaan, seperti
collaboration (kolaborasi) , cooperation (kerja sama), communication
(komunikasi), dan establishing interpersonal relationships (menjalin hubungan
interpersonal).
Kegiatan magang, jadi
sukarelawan, proyek-proyek bisnis sederhana di lingkungan tempat tinggal, juga
bisa digunakan untuk meningkatkan soft skill.
Jadi, sejatinya setiap
orang memiliki peluang yang sama dalam persaingan mendapatkan pekerjaan, baik
berpengalaman kerja maupun fresh graduate.
Meskipun memiliki pengalaman kerja yang panjang, tapi enggan berubah dan
mengasah soft skill, akan bisa
dikalahkan oleh seorang fresh graduate
yang semangat berlatih meningkatkan kualitas dirinya dengan berbagai kegiatan.
Mengemas dan Menjual Diri
Bila sudah memiliki soft skills yang dibutuhkan perusahaan,
langkah selanjutnya adalah bagaimana mengemas semua itu agar terlihat dan dipertimbangkan.
Untuk itu perlu kemampuan komunikasi menjual diri, suatu soft skill juga.
Dibutuhkan kemampuan mengemas soft skills agar mudah terlihat oleh perusahaan.
Baik berpengalaman kerja
atau pun fresh graduate, seorang
pelamar kerja harus mampu meyakinkan rekruter bahwa dia memiliki sesuatu yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Dia harus bisa menunjukkannya dalam surat lamaran
kerja, curriculum vitae, dan saat wawancara kerja.
Seorang
pelamar kerja yang berpengalaman kerja panjang dan memiliki banyak keterampilan
bisa dikalahkan oleh seorang fresh graduate yang bisa mengemas keunggulannya
dengan baik sehingga mampu meyakinkan rekruter suatu perusahaan. Sangat
mungkin.
Surat lamaran kerja adalah proses komunikasi awal dengan
perusahaan. Bila proses ini dilakukan dengan asal-asalan maka jangan berharap
segera mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sebuah surat lamaran kerja haruslah ringkas karena petugas
penyeleksi tidak punya waktu banyak untuk membaca setiap surat yang masuknya
ratusan bahkan ribuan. Meskipun ringkas surat lamaran kerja harus sangat
komunikatif sehingga mampu memikat pembacanya.
Surat lamaran kerja dibagi menjadi lima bagian yaitu : 1.Info kontak Berisi informasi alamat, nomor telepon,
alamat email, alamat aplikasi chatting seperti
pin BB, whatsapp. Bagian ini sangat penting dan harus memudahkan petugas
penyeleksi menghubungi Anda. 2.Alamat tujuan surat Berisi nama, jabatan, perusahaan, alamat
tujuan surat lamaran Anda. Bagian 1 dan 2 ini bisa disebut sebagai kepala
surat. 3.Alasan atau tujuan surat lamaran kerja Berisi dari mana Anda mengetahui adanya
lowongan posisi pekerjaan, kenapa berminat, dan bidang kerja yang Anda minati. 4.Penawaran keunggulan. Berisi ringkasan atau salah beberapa
pilihan keunggulan yang Anda tawarkan kepada perusahaan. Tidak perlu terlalu
banyak karena Anda bisa menuliskan sisanya di resume kerja/CV. 5.Penegasan komitmen.
Pada bagian ini Anda menegaskan komitmen
ketertarikan bergabung pada perusahaan, termasuk dengan proaktif menjanjikan
tindak lanjut. Bagian ini adalah penutup surat lamaran kerja.
Sarjana baru lulus dan
memiliki banyak pengalaman, baik dalam aktivitas organisasi, kepesertaan
seminar dan pelatihan, magang, tapi mengapa tidak kunjung mendapatkan
pekerjaan? Apakah semua pengalaman itu tidak penting? Tidak bermanfaat?
Melamar kerja adalah
proses yang paling banyak dilakukan oleh para lulusan baru, atau fresh
graduater. Meskipun saat ini sudah mulai banyak para sarjana baru yang memiliki
semangat wira usaha, prosentanse sarjana yang ingin menjadi karyawan masih jauh
lebih besar.
Semakin bertambahnya
lulusan baru, bertambahnya sarjana, pasti menambah ketat persaingan dalam
mendapatkan pekerjaan.
Salah satu proses penting
melamar kerja adalah membuat curriculum vitae, dan dengan semakin ketatnya
persaingan, tuntutan untuk membuat curriculum vitae yang berkualitas pun semakin
meningkat.
Ada dua kesalahan yang
paling sering dilakukan oleh para sarjana fresh graduate, dalam membuat
curriculum vitae sehingga tidak kunjung mendapatkan pekerjaan.
1.Membuat
Curriculum Vitae yang minim data.
2.Membuat
Curriculum Vitae yang terlalu panjang.
Dua kesalahan ini
menyebabkan petugas rekruter gagal menemukan alasan untuk memilih si pelamar
kerja. Petugas rekruter tidak bisa
menemukan point-point keunggulan si pelamar dalam curriculum vitaenya.
“...kesalahan pertama
bisa dipahami, karena memang minim data. Tapi mengapa petugas rekruter gagal
menemukan point keunggulan dalam curriculum vitae yang terlalu panjang?
Bukannya semakin panjang curriculum vitae semakin banyak juga point keunggulan
di dalamnya???”
Memang benar bahwa
menambah point keunggulan pada curriculum vitae akan membuatnya lebih panjang.
Namun bila terlalu panjang justru akan menyebabkan keunggulan-keunggulan itu
sulit terbaca oleh petugas rekruter, atau bahkan terabaikan.
Hal itu terjadi karena :
a.Karena harus
membaca banyak curriculum vitae, petugas rekrutmen tidak punya waktu yang lama
untuk membaca setiap curriculum vitae. Rata-rata petugas rekrutmen hanya punya
waktu tiga menit untuk membaca satu curriculum vitae dengan seksama.
b.Petugas
rekrutmen hanya tertarik pada point-point keunggulan yang dicari sesuai
kebutuhan perusahaan.
c.Suatu hal
yang aneh dan konyol bila seorang sarjana fresh graduate memiliki curriculum
vitae yang panjang berlembar-lembar. Fresh Graduate = belum punya pengalaman
kerja.
Ilustrasi lebih jelas
bisa dilihat di video berikut :
Sampai
saat ini masih banyak orang yang menyarankan untuk membuat surat lamaran
kerja menggunakan tulisan tangan. Banyak sekali artikel di blog internet tentang
‘cara membuat
surat lamaran kerja yang baik dan benar’
yang menyampaikan bahwa lebih baik menulis surat lamaran
kerja secara manual atau tulis tangan dibanding dalam bentuk print out. Mereka memiliki beberapa
alasan mengapa lebih baik membuat surat lamaran
kerja secara manual atau tulis tangan :
a.Menulis
surat lamaran kerja dengan tulisan tangan menunjukkan keseriusan melamar kerja,
karena harus ditulis satu persatu.
b.Perusahaan
lebih suka menerima surat lamaran kerja yang ditulis tangan, bukan diketik atau
printout.
c.Tulisan
tangan dalam surat lamaran kerja bisa digunakan perusahaan untuk menilai
karakter sang pelamar. Dengan menggunakan ilmu graphology goresan tulisan bisa
menunjukkan karakter penulisnya. Dengan cara ini pihak perusahaan sudah
melakukan seleksi awal psikologi.
d.Surat
lamaran kerja yang ditulis tangan lebih mengesankan dan personal (personal
approach)
Benarkah
surat lamaran kerja yang ditulis tangan lebih baik dibanding yang diketik?
Benarkah surat lamaran kerja yang menggunakan tulisan tangan mampu meningkatkan
peluang diterima kerja?
Mari
kita lihat faktanya...
Fakta
pertama; Membuat surat lamaran kerja
harus serius dan bersungguh-sungguh dengan diketik maupun ditulis tangan.
Seorang
pencari kerja harus berupaya maksimal dalam membuat surat lamaran kerja. Dia
harus membuat setiap surat lamaran kerja dengan perhatian penuh untuk setiap
perusahaan, tidak asal menyalin atau copy-paste.
Bisa jadi meskipun membuat dengan tulisan tangan, seorang pelamar kerja asal
menulis sebanyak-banyaknya surat lamaran kerja dengan mencontek surat lamaran
milik orang lain dan hanya mengganti sebagian data. Sebaliknya, meskipun dengan
cara mengetik, tidak tulis tangan, seorang pelamar kerja sangat serius membuat
surat lamaran kerja satu-persatu untuk setiap perusahaan. Upaya mengetik surat lamaran kerja dengan perhatian
penuh, kemudian berusaha mencetaknya untuk hasil printout yang terbaik, bahkan
harus ke tempat jasa cetak/printout, adalah tanda seseorang memiliki
kesungguhan dan keseriusan dalam melamar kerja. Hasil berupa surat lamaran
kerja yang menarik yang harus dinilai sebagai keseriusan dan kesungguhan dalam
melamar kerja, baik diketik maupun tulis tangan.
Fakta kedua; Sekarang,
banyak perusahaan yang hanya mau menerima surat lamaran kerja melalui email,
dan hampir tidak ada yang mensyaratkan untuk mengirim surat lamaran kerja
dengan ditulis tangan.Suatu informasi yang tidak tepat bila
disampaikan bahwa banyak perusahaan lebih suka surat lamaran kerja tulis tangan.
Bahkan banyak juga perusahaan yang hanya
membutuhkan curriculum vitae, tanpa surat lamaran kerja. Beberapa perusahaan
besar menyediakan aplikasi untuk mengunggah curriculum vitae di website resmi
perusahaannya, atau kolom-kolom yang harus diisi informasi oleh para pelamar
kerja. Kecenderungan menerima lamaran kerja secara online pada perusahaan-perusahaan
besar dikarenakan lebih banyak manfaat yang didapat perusahaan dibanding
menerima lamaran kerja secara offline, antara lain :
·Menunjang gerakan paperless,
gerakan mengurangi penggunaan kertas sebagai bagian dari gerakan penyelamatan
alam.
·Lebih mudah dan cepat melakukan perekaman data ke dalam database
perusahaan.
·Lebih mudah melakukan seleksi kandidat karyawan yang dipilih untuk
mengikuti proses rekrutmen selanjutnya.
·Lebih hemat, karena pada proses selanjutnya dalam berkomunikasi
dengan calon karyawan cukup menggunakan email, tanpa harus mengeluarkan biaya
kurir atau pos konvensional.
Manfaat
yang besar menggunakan sistem online
dalam menerima lamaran kerja membuat para perusahaan jasa rekrutmen yang disewa
perusahaan juga memilih menggunakan cara online dalam melakukan rekrutmen.
Surat
lamaran kerja yang ditulis tangan bisa berpotensi menyulitkan petugas HRD yang
membacanya, bila tulisan tidak standard atau susah dibaca. Petugas HRD pasti
lebih suka dan nyaman membaca surat lamaran kerja yang diketik rapi,
menggunakan ukuran font yang tidak terlalu kecil dan mudah dibaca, di atas
kertas yang rapi dan bersih, dibanding surat lamaran kerja yang ditulis tangan
dengan ukuran huruf yang tidak standard dan bentuk yang sulit dikenali.
Namun,
menilai karakter pelamar kerja berdasarkan goresan tulisan tangan pada surat
lamaran kerja sangatlah tidak tepat dan kurang bijak. Tidak semua pelamar kerja
bisa menulis dengan huruf yang rapi dan mudah dibaca. Memang benar bahwa
penilaian karakter seseorang dari goresan tulisan tangan tidak berdasarkan
kerapian atau jelas tidaknya tulisan dibaca, tapi surat lamaran kerja dengan
tulisan tangan yang sulit dibaca akan memiliki peluang yang rendah untuk bisa
lulus seleksi berdasarkan konten atau data. Surat lamaran kerja milik pelamar
kerja yang tidak bisa menulis dengan rapi dan mudah dibaca akan tersisih
sebelum sampai pada penilaian karakter berdasarkan goresan tulisan. Akhirnya, agar bisa mengirim surat lamaran
kerja yang lebih rapi dan mudah dibaca, para pelamar kerja tersebut meminta
bantuan orang lain untuk menuliskan surat lamaran kerjanya. Bila itu terjadi,
maka hasil penilaian karakter berdasarkan goresan tulisan tangan menjadi tidak
valid.
Bila
perusahaan ingin melakukan penilaian karakter kandidat karyawannya dengan
metode graphology, lebih baik dan bijak tidak menggunakan surat lamaran kerja.
Para pelamar kerja yang terpilih sebaiknya dipanggil dan disuruh menuliskan
sesuatu di depan petugas, sehingga bisa dipastikan bahwa goresan tulisan tangan
benar-benar milik yang bersangkutan, dan perusahaan tidak kehilangan peluang
mendapatkan karyawan yang memiliki potensi tinggi namun tulisan tangannya sulit
dibaca.
Fakta
keempat; Surat lamaran kerja yang mengesankan personal adalah yang ditulis
khusus secara spesifik untuk suatu perusahaan, diketik maupun ditulis tangan. Meskipun
ditulis tangan tapi isinya sama untuk banyak perusahaan, tidak akan membuat
surat lamaran kerja terkesan personal. Kesan personal dalam suatu surat lamaran
kerja sangat tergantung isinya. Untuk membuat surat lamaran kerja yang
mengesankan personal, seorang pelamar kerja harus banyak mengetahui informasi
tentang perusahaan yang kemudian menggunakannya sebagai isi surat lamaran
kerja. Isi surat lamaran kerja yang dia tulis akan berbeda untuk perusahaan
yang berbeda.
Dari
beberapa fakta di atas kita dapat menemukan kebenaran bahwa surat lamaran kerja
dengan ditulis tangan tidak lebih baik dari surat lamaran kerja yang diketik
atau printout. Bahkan dalam beberapa
hal surat lamaran kerja yang ditulis tangan menyebabkan kurang efektif dan
merugikan.
Isinya harus
berisi informasi yang sesungguhnya, sehingga pelamar kerja harus membuat sesuai
keadaan dirinya, bukan berdasarkan contoh dari teman atau internet.
·Nyaman dibaca
Bila diketik
gunakan font yang sederhana dan mudah dibaca, menggunakan spasi satu sampai
satu setengah.
·Menarik
Boleh
menambahkan ornamen dan warna, namun tidak terlalu ramai, sekedar membuat surat
lamaran terlihat lebih segar dan indah
·Tidak lebih dari satu halaman yang persuasif
Surat lamaran
kerja tidak lebih dari satu halaman, yang berisi kalimat-kalimat persuasif
mengandung selling point. Bila
memiliki banyak selling point,
masukkan yang point-nya paling tinggi
ke dalam surat lamaran kerja, sisanya cantumkan dalam curriculum vitae.
Banyak orang yang beranggapan bahwa curriculum vitae itu tidak perlu
menggunakan desain khusus, biasa saja yang penting isinya bagus. Suatu anggapan
yang tidak sepenuhnya keliru, dan tidak sepenuhnya benar. Memang benar bahwa
isi curriculum vitae adalah yang paling
penting, sebagaimana Anda sebagai karyawan atau kandidat karyawan. Kualitas
diri Anda jauh lebih penting daripada sekedar penampilan Anda.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kesan pertama sangatlah
menentukan. Tidak bisa dihindari bahwa sebelum menemukan jati diri Anda yang
sangat berkualitas, orang lain akan menilai diri Anda dari penampilan terlebih
dahulu. Maka tanggungjawab Anda sendiri untuk mampu berpenampilan sesuai
kualitas jati diri.
Mungkin Anda memiliki kualitas luar biasa, berkelas tinggi,
yang Anda tuangkan dalam curriculum vitae. Namun semua itu
akan sia-sia bila orang yang membaca curriculum vitae Anda sudah enggan membacanya dengan sepenuh perhatian sehingga banyak point-point
penting dalam curriculum vitae Anda terlewat
tidak terbaca.
Agar orang yang membaca curriculum vitae, yaitu pejabat atau
petugas Departemen Sumber Daya Manusia yang melakukan seleksi calon karyawan,
berkenan membaca dengan sepenuh perhatian, maka Anda harus bisa membuat mereka
tertarik dan antusias membacanya. Curriculum vitae Anda harus bisa
mengesankan mereka pada pendangan pertama.
Desain
curriculum vitae yang baik bukan hanya mampu menarik perhatian, tapi
juga bisa membuat CV nyaman dibaca, menonjolkan selling point.
Desain currriculum vitae juga tergantung karakter data. Agar tampil
menarik dan mudah dibaca, desain
curriculum vitae harus menyesuaikan postur data yang ada. Karena itulah
sebaiknya tidak asal menggunakan template
curriculum vitae, asal memasukkan data ke dalam template
desain curriculum vitae, sehingga tidak menarik dan kurang nyaman
dibaca
2.Menunjukkan Kelas
Desain
atau penampilan curriculum vitaemenunjukkan kelas profesionalitas
pemiliknya. Para profesional yang berkelas pasti tidak akan mengirimkan curriculum
vitae secara asal-asalan. Profesional berkelas pasti akan menjaga penampilan
curriculum vitaenya agar sesuai dengan kelas mereka. Hanya para amatir,
baik yang sudah berpengalaman maupun yang baru lulus sekolah, yang mengirim curriculum
vitaesecara asal-asalan. Karena itu, bila Anda merasa memiliki kelas profesionalitas
yang tinggi, tidak mungkin mau mengirimkan curriculum
vitaeyang tidak sesuai kelas Anda.
Desain
curriculum vitae yang baik mampu menguatkan isinya, mampu menonjolkan
kekuatan-kekuatan diri yang Anda tawarkan kepada perusahaan. Desain
curriculum vitae yang baik tidak asal menggunakan ornamen atau warna
yang menarik tapi justru melemahkan isinya. Alih-alih tertarik membaca, bisa jadi
petugas HRD akan bingung dan tidak menemukan potensi dalam curriculum
vitaeAnda.
Pemasangan ornamen yang tidak tepat, pemilihan font yang tidak
proporsional dan warna yang tidak sesuai akan membuat isi curriculum
vitaemenjadi sulit terbaca.
Penggunaan ornamen, font, dan warna pada desain
curriculum vitae harus bertujuan untuk menguatkan isinya sehingga
nyaman dibaca, mudah menemukan point-point penawaran di dalamnya.
Petugas SDM yang menyeleksi curriculum
vitae adalah manusia biasa yang memiliki perasaan. Suasana hati mereka
sangat mempengaruhi pertimbangan untuk memilih calon karyawan berdasarkan curriculum
vitae. Apalagi mereka harus membaca ratusan surat yang masuk sejak
pagi, seharian. Curriculum
vitae Anda yang memiliki desain indah akan menghibur mereka,
menyegarkan suasana hati mereka. Curriculum
vitae dengan desain yang baik akan membantu petugas HRD menyegarkan
perasaan setelah sejak pagi berkutat membaca ratusan CV yang monoton kurang menarik.
7.Mempengaruhi Keputusan
Bila ada lima curriculum vitae
dengan kualitas isi yang sama, maka pertimbangan berikutnya untuk memilih yang
terbaik adalah berdasarkan kualitas desainnya. Atau bisa jadi, bahkan, curriculum
vitaeyang memiliki kualitas isi yang sedikit lebih bagus dikalahkan
oleh curriculum vitae
yang memiliki desain lebih bagus.